MOTIVASI
Kasih
Ibu Tak Batas Waktu
Seorang anak bertengkar dengan ibunya &
meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak
membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok
bakmi karena lapar.
Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama
di depan kedainya, lalu bertanya”Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?”
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai
berlinang.”Ada apa Nak?”Tanya si pemilik kedai.”Tidak apa-apa, aku hanya
terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku
sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang
baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.
Pemilik kedai itu berkata”Nak, mengapa kau berpikir
begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu
terharu…. Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai kamu dewasa, harusnya
kamu berterima kasih kepadanya.
Anak itu kaget mendengar hal tersebut.”Mengapa aku tidak berpikir tentang
hal itu?”
Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal
aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama
bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia
menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia
melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat
pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau sudah pulang, cepat masuk,
aku telah menyiapkan makan malam.”
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & ia menangis
di hadapan ibunya.
Kadang kita mungkin akan sangat berterima kasih
kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita.
Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua
kita, kita sering melupakannya begitu saja. Masakan ibu, walau sedikit dan tidak banyak menu tapi selalu enak, karena masaknya dengan kasih sayang. Mutiara kasih yang sesungguhnya ialah mutiara kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar